Belajar dari Kawan Jepang

Bismillahirrahmaanirrahiim 
Beberapa hari yang lalu kabar kedatangan Kai, kawan dari Ibaraki University sudah terdengar dari rekan-rekan Winter Course. Rencananya kami akan meet up, dan 2 hari kemarin Kai juga memberi kabar via pesan FB memberitahu kalau saya free bisa join untuk makan siang. Alhamdulillah, atas ijin Allah, kemarin (31 Januari 2018) bisa bersua dengan Kai. Namanya Yoshida Kai, mahasiswa Ibaraki University yang pernah mengikuti program AIMS di Universitas Sriwijaya, Palembang. 
Pertama kali ketemu dia di asrama Ibaraki University saat mengikuti Winter Course. Kesan pertama, saya benar-benar percaya dia orang Indonesia karena Bahasa Indonesia saya yang lancar dan logatnya Layo nian. Hehe…Ternyata saya tertipu, dia warga asli Jepang. Kai baik sekali, menunjukkan dan mengantarkan kami, yang dari Indonesia, ke tempat-tempat yang kami butuhkan. Easy going dan gampang akrabnya sama kita. Nah, Kai ini juga temannya Takuro, kawan saya juga di Summer dan Winter Course. Takuro juga baik sekali orangnya, dia baru pulang juga dari Indonesia akhir tahun 2017. 

Hasil meet up kemarin dengan Kai membuat saya belajar lagi mengenai silaturahim. Saat saya bertanya kepada Kai, dia mau kemana lagi setelah dari IPB, apa mau ke Taman Safari or other place, dan dia menjawab, I just want to meet my friends. Intinya mah dia tidak menjadikan wisata tujuan utama. Masyaa Allah jauh-jauh ke Indonesia, ke Palembang, Bekasi, Jakarta, Bogor dan lanjut ke Thailand hanya untuk silaturahim, liburan ke tempat wisatanya bonus. Ini mengingatkan saya pribadi dengan sebuah pesan untuk menyambung silaturahim. Ingat pesan di HR.Bukhari – Muslim ini, siapa yang suka dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah dia menyambung silaturahim. Terutama adalah menjaga silaturahim dengan keluarga, kerabat dan saudara. 

Kai memberikan pelajaran bagi saya pribadi untuk ikhlas mengunjungi orang lain, menjadikan persahabatan menjadi keluarga meski tak ada hubungan darah. Kai juga mengajarkan ketulusan untuk bersahabat meski baru sekali tatap. Alhamdulillah, pertemuan yang berfaedah karena bisa belajar dari pertemuan tersebut. 

Kalau mengingat Takuro, saya juga banyak belajar dari dia. Ini kaitannya karena kado, saya pernah membahas mengenai kado di postingan "Memaknai Sebuah Pemberian" ini ya. Nah, pas kemarin Takuro mau balik dari Bogor, kami berkumpul untuk ketemu dan ternyata dia menyiapkan sesuatu walau dadakan. Ia menuliskan pesan kepada setiap orang di kertas, sederhana tapi bermakna. Takuro mengajarkan kepada saya tentang pemberian yang tulus, bukan dinilai dari kemewahan barang namun ketulusan saat ia membuat dan memberikan. 
Entah ini pose apa :D Saat di Ibaraki University (Kai - Vita - Takuro)

Terima kasih ya kalian berdua, telah menyelipkan secuil hikmah berharga diantara pertemuan kita. Semoga persahabatan ini senantiasa dijaga oleh Allah SWT. Ditunggu di Indonesia ya atau kita ketemu lagi di Jepang sana, in syaa Allah ^^

*** 
Puri Fikriyyah, 1 Februari 2018 
Vita Ayu Kusuma Dewi

Comments