Memaknai Sebuah Pemberian (Eps. Tukar Kado)

Bismillahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillah, pada pagi hari yang syahdu  penuh keberkahan karena gerimis di Kota Hujan, rasanya ingin melanjutkan draft tulisan yang kemarin sempat saya tulis ketika Raker di Villa Kaki Bukit di Mega Mendung. Bagi saya pribadi, momen tukar kado yang kemarin menjadi rangkaian kegiatan pada Raker tersebut sangat bermakna dan pada momen dini hari tersebut seakan Allah membisikkan sebuah pesan. 

"Salinglah kalian memberi hadiah, maka kalian akan saling mencintai" (HR. Bukhari)

Jadi ceritanya, kemarin (14 Januari 2018), dini hari, usai makan tengah malam bersama, kami melanjutkan agenda tukar kado sebagai kenang-kenangan. Metodenya kado dikumpulkan lalu setiap orang mengambil bola bertuliskan nomor kado. Ada satu momen menarik di sela tukar kado tersebut, iya momen beberapa orang "merasa menjauhi" nomor 13. Walaupun ini hanya bercanda, hehe...Tapi sekalipun bercanda, entah mengapa detik itu juga langsung terpikir dalam pikiran "menghargai sebuah pemberian". Walaupun saya pribadi tau isi kado nomor 13 karena yang bersangkutan membungkusnya di depan saya :D Bagi saya pribadi, setiap apa yang diberikan oleh orang lain kepada kita, entah apapun itu, adalah keikhlasan darinya, sudah selayaknya dihargai.
Waktu bergulir dan tibalah pada giliran saya mengambil rezeki hadiah saya, alhamdulillah sayalah yang mendapat nomor 13. Alhamdulillah, ada sesuatu yang saya banget dalam hadiah nomor 13 itu, mainan :D Namun bukan tentang itu, saat detik itu mendapat nomor 13 seakan Allah berbisik "kamu yang dipercaya Allah, disaat orang lain ada yang tidak berkenan menerima, kamu dipercaya Allah untuk menerima, bisa jadi hanya kamu yang bisa menerima, sesuatu itu akan sampai di tangan yang tepat, jika dengan kehendak-Nya". Sampai detik itu saja saya sudah banyak bersyukur diberikan pesan-pesan berharga saat dini hari tersebut :')

Perihal hadiah, Ust. Abu Yahya pernah menjawab pertanyaan  tentang bagaimana jika menolak hadiah, lalu beliau mengisahkan tentang Rasulullah yang memberikan hadiah kepada Umar bin Khattab. Umar berkata "ya Rasulullah, berikanlah yang lebih fakir dari saya". Lalu Rasulullah menjawab "Apabila kamu diberikan harta seperti ini, ambil saja, selama kamu tidak mengharapkannya dan tidak memintanya". Nah, Rasulullah saja menganjurkan menerima, tentunya ini berbeda jika hadiahnya berasal dari Atasan saat kita berhenti kerja, Ust. Khalid yang pernah menjelaskan mengenai boleh menolak hadiah yang diberikan Atasan setelah kita berhenti kerja, karena ditakutkan terkait dengan pekerjaan tersebut. 

Terkadang, saat membuka hadiah, kita merasa hadiahnya kurang berharga, saat itu pula Rasulullah mengajarkan untuk tidak menolaknya. Dalam sebuah hadits Rasulullah mengatakan "Seandainya aku diberi hadiah sepotong kaki kambing, tentu aku akan menerimanya. Dan seandainya aku diundang untuk makan sepotong kaki, tentu aku akan mengabulkan undangan tersebut.." (H.R.Ahmad dan At-Tirmidzi). Lalu adab selanjutnya yang diajarkan Rasulullah adalah tidak meminta kembali hadiah yang telah diberikan, ini dikisahkan saat Umar bin Khattab memberikan hadiah kepada seorang pejuang sebuah kuda dan kudanya tidak diurus, lalu Umar meminta pendapat kepada Rasulullah dan Rasulullah bersabda yang intinya kita tidak diperkenankan mengambil kembali hadiah yang telah diberikan, sebab seseorang yang mengambil barang yang telah dihadiahkan bagai seseorang yang muntah dan menelan kembali muntahnya. Semoga kita terhindar dari sifat yang demikian ya.  

Adab selanjutnya adalah mengucapkan terima kasih atau membalas hadiah yang telah diberikan. Ini dari hadits At- Tirmidzi yang pesannya adalah "Barangsiapa diberi suatu pemberian, maka hendaklah dia membalasnya; bila tidak ada hendaklah dia memuji pemberinya; karena orang yang memuji itu telah bersyukur, dan barang siapa menyembunyikannya maka berarti dia mengkufurinya....". Masyaa Allah... betapa Allah telah mengatur sangat detail persoalan ya, ini baru tentang kado. Saya sangat bersyukur sekali karena dini hari saat tukar kado itu seakan Allah menitipkan pesan, dan ternyata memang benar, saya banyak belajar lagi tentang adab "per-kado-an".
Alhamdulillah, atas ijin Allah, terima kasih kepada keluarga ForNas Rintara Jaya, melalui kalian Allah titipkan pesan kepada saya untuk terus memahamkan diri, untuk terus berpikir tentang apa-apa yang Allah sampaikan, semoga dengan ini menjadikan kebaikan dalam diri dan bisa menjadikannya kebermanfaatan bagi sekitar. Terima kasih juga untuk Putra, melalui kado dari kamu saya jadi mendapat inspirasi, dan benar saja Allah itu tau apa yang disenangi hamba-Nya. Terima kasih mainan rubik yang ga pasaran ini, rubik jenis SKEWB yang diciptakan Tony Durham dengan segala keunikannya, bahkan saya baru pertama kali pegang. Pun dengan pengait kabelnya sangat bermanfaat, dan tali rafianya, selain jadi pembatas lapangan untuk saya latihan, saya jadi punya ide membuat bunga dari tali rafia atau kerajinan lainnya. Terima kasih sudah menjadi perantara menginspirasi ^^

Semoga kita menjadi pribadi yang senantiasa bersyukur, terutama terhadap pemberian Allah baik yang secara langsung Allah berikan, ataupun melalui yang dikehendaki-Nya :")
***
Draft di Villa Kaki Bukit, 14 Januari 2018,
diselesaikan di Puri Fikriyyah, 16 Januari 2018
Vita Ayu Kusuma Dewi

Comments

  1. Begitu detail Islam mengatur kehidpupan, bahkan dari soal tukar menukar kado saja tetap ada aturan nya.
    Bersyukur dan berterima kasih atas pemberian seseorang akan membuat hubungan semakin erat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah iya kak, Islam sangat lengkap dan mendetail bahkan untuk hal-hal yang dianggap sepele :")

      Delete
  2. Semoga dengan pemberian kadonya hubungan silaturahmi mba kepada sesama bisaa erat yah. Harus di jaga baik-baik tuh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin ya Allah, siap kak dijaga dan dimanfaatkan kadonya :)

      Delete

Post a Comment

Komentar dimoderasi, yuk sambung silaturahim, saya akan langsung berkunjung balik ke sahabat semua ^^