Kebersamaan Keluarga di Pantai Sasak

Bismillahirrahmaanirrahiim
Seperti cerita sebelumnya, kami berjumpa di masjid dekat Simpang Empat. Lalu bang Pendra menunjukkan Bandara Pusako Anak Nagari yang ada di Pasaman Barat. Bandaranya masih kecil tapi sangat membantu perjalanan ke Padang, Pekanbaru dan Medan. Pesawat yang dioperasikan juga pesawat kecil seperti Susi Air. Terkait harga dari bandara Pusako Anak Nagari ke Bandara Minangkabau Padang tiketnya 300ribuan dengan durasi tempuh 30 menit. Sangat hemat waktu bagi yang terbatas waktunya.


Lalu kami terus menyusuri jalan menuju pantai Sasak, jika dari arah Kinali sesampainya di Simpang Empat belok kiri. Pasar maksud saya, itu lurus saja mengikuti jalur ke Bandara, lalu di pertigaan Bandara tetap lurus saja sampai pantai. Mudah dijangkau pantainya. Lokasi tepatnya di kecamatan Sasak Ranah Pesisie. Sepanjang perjalanan saya dan kak Wawan sharing terkait traveling, kami bercerita tentang traveling di Jepang, lalu Ia juga share pengalamannya ke India dan negara lain. Banyak hal yang didapat dari traveling salah satunya bisa lebih bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan.


Sekitar 1 jam perjalanan dari Kajai dengan speed sedang, sampailah kami di Pantai Sasak. Pantainya free of charge.hehe...Suasananya masih kampung, belum ramai, sayangnya sampah masih berserakan. Tapi cocok buat piknik, bisa gelar tikar di bawah pohon cemara. Nanti sambil nostalgia film “Keluarga Cemara”.hehe...Hayo ingat lagunya? “Harta yang paling berharga adalah keluarga....” Oh iya masyarakatnya ramah, masih benar-benar nyaman untuk interaksi. Eh..ada cerita lucu saat kami lewat jalan kampung, kami nungguin sapi menyeberang, dengan pedenya dia diam di tengah jalan dan pelan sekali melintas jalannya. Pi...sapi...lucunya dikau memecah tawa kami.

Kami langsung menuju tujuan utama, pantai. Kalau saja ini sampah bersih, pasti deh clear banget pantainya. Tapi masih banyak orang bermain pasir maupun air. Hamparan lautan dengan debur ombak sedang menghias siang itu. Panas tapi tenteram bersama keluarga baru. Kami berfoto ria, main ombak dan meninggalkan sejenak penat hingga melepas lara. Eaaa...kok alay ya saya.hehe...


Di pantai ini kita nganterin manten baru yang lagi postweeding.hehe... Tapi malah bang Pendra dan kak Wawan yang jadi fotografernya. Kebersamaan yang tak peduli tempatnya seperti apa. Padahal baru pertama kali ketemu adik-adik dan saudaranya mbak Tiwi tapi langsung akrab alhamdulillah. Sayangnya ibunya mbak Tiwi tidak ikut ke pinggir lautnya karena terlalu terik jadi beliau menunggu di bawah pohon cemara.


Dirasa tambah terik, kamipun menyudahi, apalagi saya sudah membasahkan diri bercengkerama dengan air. Lalu kami berpindah tempat ke TPI atau Tempat Pelelangan Ikan, di sisi yang berbeda dengan pantai yang kami tempati. Di TPI ini banyak rumah makan dan ketika saya kesana ada mainan layaknya pasar malam. Jadi ada bianglala, tong setan dan permainan lawas lainnya. Pernahkah kamu mencobanya? Try it!

Di TPI ini pula first time banget saya diminta mencoba makan hiu. Alamak...saya lihat piring kebayang bentuk aslinya hiu. Macam saya tak doyan makan sate kelinci karena kebayang lucunya.hehe...Tapi akhirnya saya makan sambil melihat bianglala biar bayangan hiunya jadi warna warni. Lembut euy ternyata dagingnya, enak. Tak seperti rupanya.hehe...

Terima kasih sekali untuk keluarga bang Pendra dan mbak Tiwi atas jamuannya yang luar biasa, berasa sudah ke Sumatera Barat walau belum ke landmarknya. Alhamdulillah tambah saudara dan saya malah didoakan untuk dapat orang Minang, biar tetanggaan katanya, ada-ada saja. Jauh nian tulak rusuk ini dilempar dari Jawa ke Sumbar :D


Setelah makan kamipun bergegas pulang mengingat janji travel jam 3 sore dari Kinali. Sayapun juga berpisah dengan kak Wawan di Simpang Tiga. Terima kasih sekali kak sudah menyempatkan meet up, padahal saya SR digrup.huhu..maafkan ya suka ga enak sendiri jarang nongol terus tetiba nongol.

Alhamdulillah atas ijin Allah masih diberikan menggali hikmah untuk bersyukur atas keindahan alam yang Allah anugerahkan. Yuk kita jaga bersama ^^ 

Selanjutnya : Assalamu'alaykum Minang part 7...
*** 
Koridor AGH, 13 Juli 2017 
Vita Ayu Kusuma Dewi

Comments