Drama Delay Sriwijaya Air

Bismillahirrahmaanirrahiim
Ini adalah part pertama dari tema "Assalamu’alaykum Minang". Alhamdulillah, atas ijin Allah, saya diijinkan kembali ke tanah Sumatera, dan ini pertama kalinya saya mengunjungi Sumatera Barat, sebelumnya saya hanya pernah ke Lampung.

Jum’at, 7 Juli 2017, tepatnya hari dimana Muzzamil dan Sonia menikah, saya bersiap menuju Bandara Soekarno Hatta usai pulang dari Lab Wage tercinta. Alhamdulillah, dari Dramaga ke Damri tidak macet, namun macetnya adalah saat berada di tol lingkar dalam. Alhamdulillahnya saya masih beruntung, macetnya masih padat merayap bukan berhenti total, jadi Bogor-Bandara bisa ditempuh sekitar 1,5 Jam.


Sesampainya di Bandara Soekarno Hatta 2F, saya langsung melewati security check dan bertemu sahabat saya, Atik. Iya, kami berniat mengunjungi resepsi mbak Tiwi dan bang Pendra. Sayangnya kami tak sebangku waktu di pesawat karena mbak Atik 23B, saya 24 C. It’s no problem karena kita berniat istirahat di pesawat. Aih...tapi ini Bandara bikin baper karena saya langsung teringat perjalanan ke Jepang. hehe...

Setelah urusan check in selesai dan memang kami tak ada bagasi, kamipun langsung menuju ruang tunggu di F5. Maskapai yang kami gunakan adalah Sriwijaya Air. Sepengalaman saya naik Sriwijaya Air baik-baik saja, bahkan jarang saya terkena delay, walaupun pernah sih delay setengah jam. Nah, malam itu, ternyata banyak yang delay. Bayangkan saja, penerbangan ke Yogyakarta, Solo, dan saya lupa kota mana, itu delay dari jam 5 sore. Katanya delaynya sampai jam 7 malam, tapi ternyata delay sampai jam 9 lebih. Bahkan yang keberangkatan menuju Yogyakarta baru berangkat sekitar 22.10 WIB. Alasannya adalah pesawat belum tiba di Bandara Soehat.

Saya PD saja ketika itu, ah semoga tidak telat, pikir saya. Jadwal boarding saya pukul 20.35 WIB, dan saat itu ada yang dipanggil menuju pesawat dengan tujuan Padang. Sayapun bergegas, tapi sesampainya di depan petugas, ternyata itu untuk Padang yang sebelumnya. Wah....saya langsung berpikir benar-benar delay kita. Tak berapa lama kemudian, terdengarlah suara pemberitahuan pesawat kita delay sampai 23.35..Hah...3 jam pikir saya, semuanya pun protes. Saya sadar betul dan percaya bahwa yang memilih memakai pesawat adalah yang ingin tepat waktu menuju tujuan, makanya mereka protes apabila delaynya terlalu lama. Saya bersyukur tidak langsung memesan travel dari Bandara menuju Pasaman Barat, saya tak terbayang ketika saya nekat pesan travel, mau sampai jam berapa mereka menunggu. 

Setau saya dalam aturan penerbangan, delay 3 jam itu mendapat kompensasi dana, dan setelah dikonfirmasi mengenai aturan tersebut, pihak Sriwijaya Air akan memberikan dana kompensasi untuk delay minimal 4 jam. Ya sudah, kalau aturannya memang begitu. Saya sempat menyesal dalam perjalanan ini tak membawa buku bacaan, biasaya setiap perjalanan saya selalu membawa buku. Akhirnya saya memanfaatkan dengan membaca yang lain dan merekap beberapa hal dalam buku agenda saya. Saya juga sempat mengobrol dengan penumpang yang lain, sekadar sharing.

Alhamdulillah masih dapat nasi hasil delay, walaupun saya membawa bekal sendiri dari kos-an. Disela hal tersebut mbak Atik nyeletuk “makanya jangan berharap sama manusia ya”. Iya benar, berharap pesawat on time nyatanya tidak on time itu mengecewakan, jika berharapnya sama Allah pasti tidak akan kecewa dan menerima serta bisa berpikir positif. Ya Allah, bahkan disela menunggu keberangkatan ada satu hikmah luar biasa yang saya ambil.

Lalu saya ke toilet, dibawah hanya ada satu dua penumpang yang ke toilet dan bapak penjaga. Terlihat lesu sekali bapak tersebut. Mungkin yang harusnya sudah pulang, jadi belum pulang hingga tengah malam karena pesawat delay. Lalu saya sapa dan saya mengucapkan terima kasih, still no respon. Oh, bapaknya capek, saya mensugesti diri seperti itu. Disinilah saya juga tersadar, disaat mungkin jika saya di kos saya sudah siap-siap istirahat, di belahan bumi lain atau di area lain banyak orang yang masih bekerja keras. Sungguh, semoga Allah memberkahi rejeki mereka semua :’)

Alhamdulillah setelah menunggu, kamipun dipindahkan ke gate lain, sepertinya gate F3 untuk menuju pesawat. Kenyataannya pesawat kami take off kira-kira jam 12 malam. Harusnya sampai Sumatera Barat jam 10 malam, jadinya ini sampai Sumbar jam 2 pagi lebih. Pasti ada hikmah...begitu keyakinan saya dan mbak Atik.

Bismillahi majreha wa mursaha inna rabbi lagafururrahim... 

Selanjutnya : Assalamu'alaykum Minang part 2.....
*** 
Puri Fikriyyah, 11 Juli 2017 
Vita Ayu Kusuma Dewi

Comments