Assalamu’alaykum Pasaman Barat dan Sedapnya Durian

Bismillhirrahmaanirrahiim 
Alhamdulillahi ladzi ahyaanaa ba’da maa amaatama wailaihin nusyuur...alhamdulillah bangun tidak kesiangan walau malamnya kena delay dan langsung dijemput menuju penginapan. Saya sudah menghubungi travel, dan pihak Ratu travel memberitahu jika travel akan sampai bandara pukul setengah 8 pagi. Lalu saya dan mbak Atik bergegas menyiapkan diri. 

Ada drama lagi disini, karena saya dan mbak Atik tidak stay di Bandara, maka pihak travel sepertiya sedikit kesal karena harus ke penginapan kami. Alhamdulillah ibunya kak Rudi yang memberi arahan kepada pihak travel. Pukul 7.45 WIB saya sudah meninggalkan penginapan menuju Pasaman Barat. Perjalanan Bandara ke Pasaman Barat melewati jalur pantai kisaran 3-4 jam, jika melewati jalur normal bisa sampai 4 jam lebih. Alhamdulillah travelnya lewat jalur pantai meskipun jalannya kecil. Kali kedua menyapa Sumatera, dan memang setiap tempat menghadirkan keindahan yang dianugerahkan Yang Maha Kuasa, Allah. 

Kalau di Lampung saya terpikat dengan kampung budaya, karena ada yang dari Bali, Jawa, Sunda dan suku lain berdampingan, di Padang ini saya terpikat dengan alamnya yang masih asri. Hawa tenteram dan sederhana nampak elok. Ah... Assalamu’alaykum Ranah Minang....

Pada kesempatan naik travel ini pula saya merasakan sensasi naik roller coaster versi mobil.hehe...Bagaimana tidak, kecepatan tinggi di jalur yang sangat pres untuk 2 mobil, tak jarang harus mepet dengan lawan depannya. Takut juga sebenarnya...hehe...Tapi kata mbak Tiwi dan keluarganya memang cara membawa kendaraan kebanyakan seperti itu, tapi juga tidak semuanya. Inipula yang membuat angka kecelakaan khususnya di Pasaman Barat ini tinggi. Saya temui di jalan, ada warga yang mau belok tidak menyalakan lampu sign, ada yang tiba-tiba belok dan ada-ada saja. Cukup membuat jantung berdebar, tapi alhamdulillah Allah melindungi kami. 

Dipertengahan perjalanan, setelah melewati Padang Pariaman, Sungai Limau, sampailah kami di Tiku. Saya mengetahuinya dari plang petunjuk jalan. Di Tiku kami istirahat dan sarapan. Eh... disini tak ada warung Padang, semuanya bisa dan harganya juga terjangkau. Saat di Tiku saya makan di sebuah warung yang masakan Padangnya beda dengan di Jawa, rasa pedasnya maknyus. Walaupun kami hanya berdua semeja tetap dihadirkan semua luk layaknya di rumah makan Padang biasanya. Setelah makan saya baru memperhatikan kalau yang pakai sendok makannya hanya saya dan mbak Atik.hehe

Setelah makan saya langsung masuk ke dalam mobil lagi dan kembali seperti naik wahana permainan. Pukul 10 kiranya kami sudah sampai Kinali, rumah mbak Tiwi, tapi kami memutuskan langsung ke lokasi resepsi di Kajai, karena takut mbak Tiwi sudah berangkat ke Kajai. Sebenarnya ada yang kami cari, ATM, yes ATM karena malamnya saya lupa ambil uang, dan stok hanya beberapa saja. Jadi selama di Kajai saya harus hemat-hemat jajan. Tapi sudah diestimasikan cukup in syaa Allah. ^^


Alhamdulillah, akhirnya kami sampai Kajai sekitar pukul 11 siang dan pas dengan rombongan mbak Tiwi. Alhamdulillah kita berada di Kajai, lerengnya gunung Talamau, berasa ingin mendaki.hehe...Siang ini mbak Tiwi belum make up dan ba'da dzuhur baru di make  up, in syaa Allah make up nya diceritakan di part pernikahan ala Minang setelah ini. 

Disaat resepsi dan mbak Tiwi serta bang Pendra sedang menerima tamu, adik-adiknya seperti dik Tiva, Injur dan lainnya mengajak saya mencari durian. Akhirnya saya mau dan it's the first time riding motorcycle in Sumatera...hehe...kalau yang dari Bandara kemarin dibonceng alhamdulillah ini nyetir sendiri dan ngeri-ngeri sedap karena jalannya berliku dan mereka naik kendaraannya kecepatan tinggi. Alhamdulillahnya selamat sampai tujuan. Dekat sih, hanya 10 menitan ke arah Pasaman Timur.

Sesampainya di tempat durian, dik Tiva dan dik Injur menawar harga durian, saya tak paham apa yang mereka bicarakan, tapi intinya mah 50ribu 3 durian. Gila ya nawarnya,hehe...kalau di Jawa mah tidak akan dapat durian besar-besar yang harumnya menggoda iman seperti itu. Masak di pohon soalnya. Alhamdulillah dapat 50ribu 3, padahal kata mereka masih mahal itu, biasanya hanya 10ribu atau berapa gitu. Surga durian banget. Alhamdulillah juga sih murah, kan saya jadi merasakan nikmatnya durian tapi tidak sampai mencekik kantong.

Akhirnya bapak baik hati tersebut membukakan durian dan tak sabar setelah berdoa langsung lahap. Alhamdulillah sedap ya Allah, nikmat sekali ini durian. Kemudian ibu penjual menyajikan makanan ketan yang terbungkus daun, Lamang namanya. Lamang ini teman makan durian, it's first experience. Saya terbuai dalam nikmatnya durian ya Allah, sampai habis 7 biji, termasuk sedikit sih.hehe...Alhamdulillah 3 duriannya tidak ada yang zonk, semuanya baik-baik saja dan lezat. Setelah cukup menikmati durian, kamipun kembali ke resepsi. Alhamdulillah explore Sumatera Baratnya sederhana tapi banyak ngenanya. Alhamdulillah punya keluarga baru seperti adik-adik yang care  seperti mereka. Terima kasih ya guys jangan kapok sama saya ya ^^

Selanjutnya : Assalamu'alaykum Minang part 4....
***
Wisma Wageningen, 12 Juli 2017
Vita Ayu Kusuma Dewi

Comments