Bersama Tiga Serangkai di Warunk Modus

Bismillahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillah, Allah ijinkan menulis lagi. Bagi saya, bisa meluangkan waktu menulis adalah anugerah dari Allah disela kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan. Terkadang merencanakan menulis setelah sampai kos, ternyata sampai kos, tubuh meminta haknya terlebih dahulu. Alhamdulillah, pagi ini dapat menulis, terima kasih atas segala nikmat-Mu ya Allah.

Sejak seminggu yang lalu saya ingin berbagai cerita mengenai tiga sahabat saya di program studi Ilmu Keteknikan Pertanian. Sebut saja mereka tiga serangkai, walaupun sebenarnya mereka tidak melulu bersama. Saya sebut mereka tiga serangkai karena mereka bertiga sabar menjadi guru saya. hehe...Mereka yang sabar memberikan ilmunya terutama di mata kuliah yang saya sama sekali tidak ada dasar disana. Meskipun demikian rekan saya di program studi masih banyak dan mereka juga membagikan ilmunya, hanya saja mereka bertiga inilah yang paling sabar mengajari. Mereka bertiga adalah rekan PMDSU saya, kak Tiara, mas Dwi, Nanda.
Sahabat sampai Surga, in syaa Allah

Kamis minggu lalu (30 Maret 2017), tiba-tiba kak Tiara berkirim pesan WA kepada saya. Saat itu saya sedang perjalanan pulang setelah mengambil sampel di Laboratorium Mekanika Tanah. Sempat terkena tipuan karena kak Tiara bilang Nanda ulang tahun, ternyata bukan hari ulang tahunnya. Disanalah saya diingatkan Nanda tentang mata kuliah falsafah sains mengenai post factual politic yang membahas tentang pentingnya crosscheck kepada yang bersangkutan. Hehe...mantab tipuannya, ilmiah banget...

Kata kak Tiara, mas Dwi yang memberikan ide untuk keluar ba’da magrib. Biasanya sih makan saja, tapi ini yang tak biasa adalah mas Dwi yang punya ide.hehe...Mas Dwi mah banyak di Lab-nya, kalaupun keluar kadang ada faktor jawanya, “ya wis ayo”. Akhirnya kami berempat sepakat bertemu di BNI IPB ba’da magrib.

Saya terharu saat rabunya mereka mengajari saya mengerjakan tugas teknik kontrol. Hal yang paling berkesan dan terkenang adalah saya bisa membuat hitungan excelnya dengan berbagai fungsi dari nol, dari nol saudara-saudara, lembar sheet yang kosong. Padahal tugas sebelumnya saya meng-copy template dari mereka baru saya sesuaikan dengan tugas bagian saya. Kak Tiara mengajari saya penurunan Laplacenya, mas Nanda waktu itu datang ke arah saya dan mbak Riani, melihat excel yang saya buat terus saya bilang saya belum paham, dia yang mengajari. Mas Dwi, dia selalu menanyakan progresnya sampai mana, bisa atau tidak. Alhamdulillah, for the first time di mata kuliah teknik kontrol bisa membuatnya sendiri, disaat beberapa teman yang lain memilih memberikan excelnya daripada runtun mengajari satu persatu.

Kak Tiara, rekan curhat kalau sedang makan bersama,hehe...paling semangat kalau menurunkan persamaan, saya saja sudah jenuh kak Tiara masih lanjut, terkadang sampai penasaran, dicarinya sampai ketemu walaupun tak semuanya ketemu. Mas Dwi, saya paling ingat dengan perkataan beliau mengenai ilmu itu harusnya tak hanya luas tapi juga volume, yang mendekatkan kita dengan Allah. Lalu baru belakangan ini saya tau alasan mas Dwi kenapa rela menginap di Kampus tidak tidur untuk menyelesaikan tugas-tugas, beliau merasa berdosa jika tak bersungguh-sungguh karena beasiswa ini berasal dari rakyat yang mana kita harus bekerja keras. Nah, kalau mas Dwi ini tidak cepat puas dengan hasil dan menekankan proses. Makanya setiap mau diskusi selalu bilang “belajar sik” alias belajar dulu (masing-masing).hehe...Nah, kalau mas Nanda, masih ingat postingan kompor kebaikan? Nah, yang saya maksud dalam postingan itu adalah mas Nanda. Hehe...baca saja ya disana, intinya mah saya envy karena dia produktif jurnal.huhu... Pernah suatu ketika saya kepoin dia (tanya langsung) jam berapa tidur, sebulan berapa jurnal yang dibaca dan lain-lain, dan kita kan sama-sama punya waktunya 24 jam, dia masih bisa liburan juga, tapi dia lebih produktif, begitulah pokoknya. Semoga menular ke saya ya produktifnya. Aamiin... Itulah sedikit tentang mereka bertiga yang membuat semangat saya untuk menjadi lebih baik dan bertanggung jawab atas ilmu yang dianugerahkan ke saya bertambah. 
Dominasi kayu pada interior dan furniturenya

Nah kembali ke rencana “keluar” ba’da magrib. Sebelum rencana ini, kami hampir setelah mata kuliah optimasi makan malam bersama, biasanya wisata kuliner. Kalau semester kemarin kami masih sering keluar bersama dengan yang lain, kalau sekarang tergantung kelas yang diambil. Kami juga baru selesai camping weekend minggu lalu. Sebenarnya mbak Riani juga kami ajak, tapi beliau belum bisa bergabung. Setelah diskusi, kamipun memutuskan makan malam di Warunk Modus, hasil browsing dari @bogoreatery. Sebenarnya ada satu pilihan lagi, di Indraprasta, Bogor, tapi jauh, akhirya kami memutuskan ke Warunk Modus yang berjarak sekitar 5 km. Di samping IPB banyak warung makan, tapi kami ingin mencoba yang baru, ala-ala wisata kuliner. hehe...

Saya sama kak Tiara, mas Nanda dengan mas Dwi, sekitar 15 menit perjalanan, sampailah kami ke Warunk Modus, lumayan rame. Jadi warung ini bisa disebut mini restoran atau tempat nongkrong, makananya bervariasi karena ada beberapa sub warung disana. Masakan jawa sampai Eropa ada, tapi ala Indonesia semua.hehe...Kamipun memilih menu “kebakaran” dari @karbakar. Ada paket 2 orang ada 4 orang, isinya nasi dan lauk yang kita membakar sendiri, ada ayam, daging, sate sosis, cumi, udang dan tergantung selera. Disini juga ada menu kerang. Wah, banyak deh.

Seperti biasa, obrolan kamipun tak jauh dari proses kuliah ataupun penelitian, dan tambahannya sharing tentang nanti kalau sudah lulus. Ini juga terjadi di camping, jauh-jauh mendaki...eaaa..sampai puncaknya seperti kolokium dan seminar hasil.hehe... Alhamdulillah ya Allah, Engkau berikan rekan yang mengingatkan kewajiban dan tanggung jawab yang belum usai. Jarang yang main bicaranya masih area kampus.hehe...
menu kebakaran vs kerang

Jadi, begitulah sedikit tentang mereka dan yang membuat saya nyaman dengan mereka, pada dasarnya saya memang perlu banyak belajar, dan mereka partner belajar yang bisa sefrekuensi, walaupun terkadang beda pendapat.

Buat kalian bertiga, terima kasih ya ilmunya, memiliki kalian adalah suatu anugerah dari Allah, maaf kalau kata-kata saya tidak berkenan di hati kalian, maafkan obrolan saya di camping dan di grup, yang mungkin membuat kalian tidak nyaman dengan saya. Berharap persahabatan ini sampai ke Surga. Semoga kita dapat lulus bersama tahun juni 2019 ya. Aamiin....

Untuk sahabat blog, adakah kalian teman yang sefrekuensi?

*Setelah saya membaca postingan bulan lalu, ternyata saya pernah menceritakan mereka dalam "Quality Time Ranger PMDSU".hehe...

***
Puri Fikriyyah, 3 April 2017 
Vita Ayu Kusuma Dewi

Comments