Ada Cinta di Paris Van Java

Bismillahirrahmaanirrahiim
Berlanjut ke part 2 setelah cerita Negeri Sakura ke Paris Van Java. Pagi itu Mbak Syifa mendengarkan interview berbahasa inggris sambil ketawa mengikuti apa yang dibicarakan dilayar. Duh keren ini Mbak, cara belajar bahasanya salah satunya menonton tayangan berbahasa lain tanpa subtitle. Sugoi! Setelah siap berangkat karena janjian di depan Perumahan dengan Muslim dan Wahyu, aku membereskan barang-barangku kemudian membuka “smule” dan karaoke.hehe… Pagi itu Mbak Syifa membuatku kangen Jepang, dan aku karaoke lagu Kiroro Best friend duet langsung dengan warga sana. #tsaaah

Sudah jam 7 dan aku bergegas pamit ke Mbak Syifa. Ternyata didepan sudah ada Muslim, Wahyu, Mas Adib dan temannya Muslim,  Reza. Wah heboh hebring seru lama tak jumpa dengan Mas Adib. Akupun memanfaatkan kesempatan itu untuk mendengar pengalaman Mas Adib, seperti salah satu pencapaian beliau menerima beasiswa IELTS selama satu tahun, sebagai pemula yang belum pernah tes IELTS, nilai beliau memukau juri loh. Keren dah! Muslim dan Wahyu juga pernah ke Ausy, dan Reza sekarang  mengabdi menerangi Negeri. Satu mobil dengan orang-orang luar biasa, semoga ketularan luar biasanya. Aamiin…

Farid masih murajaah

Setelah melalui adegan tersesat, sampailah kami di Balai Sartika, tempat sahabat kami, Farid melangsungkan akad nikah dan resepsi. Didepan gedung sudah banyak karangan bunga berjajar dengan ucapan selamat, Barakallahu… Farid. Ketika masuk nuansa merah menghias diruangan dan proses akad nikahpun sudah dimulai. Ketika kami masuk Farid sedang melantunkan tahfidz QS.ar-Rahman. Huhu…brebes..brebes…haru.. keren kawan!
 “Di antara tanda-tanda (kebesaran dan kekuasaan) Allah adalah Dia menciptakan dari jenis kamu pasangan-pasangan agar kamu (masing-masing) memperoleh ketentraman dari (pasangan)-nya dan dijadikannya di antara kamu mawaddah dan rahmah. Sesungguhnya yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” [Ar-Rum(39) : 21]

Kamipun yang mendengarkan terdiam takut juga kalau-kalau ada yang salah, tapi Alhamdulillah Farid menyelesaikannya dengan baik. Huaa…katanya ini salah satu mahar kalau tidak hadiah nikahnya. Setelah itu kami mendengarkan khutbah nikah, salah satu yang disunnahkan Rasulullah dan setelah khutbah, akad nikahnya dimulai. Ini proses menegangkan, dimana Arsy’nya bergunjang, yang disebut Mitsaqan Ghaliza.

Hampir menegangkan..sebelum tangan digenggang sama Bapaknya Ipun

Alhamdulillah dengan mahar cincin 10gram, sah dan diiringi lagu ketika cinta bertasbih, Mbak Ipun keluar dari persinggahannya. Ma syaa Allah cantik. Kami yang melihat Farid dan Ipun ketawa melihat tingkah mereka.hehe..lucu..maklum..pertama kali bersentuhan, so sweet bukan? *kita nanti gitu ya  #loh ngomong sama tembok

Pokoknya kalau lihat pasangan aktivis yang prosesnya syar’i pasti so sweet ga ketulungan. Barakallahu laka wa baraka alayka wa jama’a bainakuma fii khair ya kawan

Sambil menunggu resepsi kamipun menunggu diluar dan mengobrol, Alhamdulillah tambah kawan dari Telkom. Pukul setengah sebelas prosesi resepsi dimulai, berawal dari Farid dan Ipun memasuki gedung dan di sambut dengan adat Sunda bercampur Timur Tengah dan Jawa (menurutku). Resepsi pernikahan memang salah satu tempat yang pas untuk mengenalkan budaya. Ah..adatnya dibungkus apik dengan tarian dan nyanyian Sunda, kemudian disusul tarian sepasang raja dan ratu berbusana layaknya kebaya Jawa, terakhir ditutup dengan shalawat diiringi tarian mbak-mbak berkerudung. Indonesia memang banyak budaya.

Tarian sesi 3

Setelah tarian itu sepasang Pengantin didudukkan bak Raja dan Ratu, dengan balutan busana merah merona. Acara diawali sambutan dan doa kemudian dimulailah dengan silaturahim dan pemberian ucapan selamat. Saat antri aku melihat sosok yang (sepertinya kenal) tidak asing. A….itu kan…ehmm.. itulah, penyanyi nasyid pokoknya.hehe….Akhirnya bisa lihat langsung. Ini tak perlu dipanjangkan karena kalau diceritakan bakal panjang.hehe…

Reuni keci-kecilan

Tak lupa kami berfoto bersama. Tak terasa juga sudah banyak kawan yang menggenapkan separuh agamanya. Semoga Samara dan amanah ya kawan, setelah ini bakal ada lagi undangan dari kawan-kawan SMAN 1 Ngawi lainnya.

Tamu masih berdatangan namun resepsi break sejenak shalat dzuhur. Alhamdulillah… kamipun shalat dan pamit ke Farid dan Ipun. Setelah dari Balai Sartika kami melanjutkan perjalanan ke Alun-alun Bandung. Jalanan macet dan susah cari parkir, tapi Alhamdulillah dapat walau lumayan jauh. Eits…santai kami terbiasa jalan kaki, hanya yang buat tak nyaman adalah si wedges.hehe…

Menyusuri sekitar Alun-alun Bandung sudah banyak yang berubah terutama sekitar Museum Asia Afrika, sejak KAA kemarin memang semuanya dirombak dengan sangat “apik”. Terakhir self travelling ke Bandung 2014 awal, dan itu beda banget kondisinya.
Geng Jones Baper ~ Jomblo happiness bawa perubahan.hehe

Sesampainya di karpet hijau yang ada dihalaman Masjid, kamipun ketengah, foto dan udah gitu aja. Eh.. gini ya kalau jalan sama  cowok-cowok, istirahat sejenak kek, foto lebih banyak gitu? Duh.. gitu aja ya.haha…ini cowok-cowok ga sebanding banget sama jalannya, hanya foto cekrek..cekrek..cekrek..udah ngajak balik. Okelah berhubung aku juga tak suka berlama-lama, kita pulang saja. Akhirnya perjalanan macet yang ditempuh hanya diganti dengan 5 menit foto bersama, dan beruntungnya kita duduk-duduk dulu makan es krim. Ini juga, makan es krimnya ga dibarengi menikmati pemandangan, jadi cepat banget. But..thank you ya guys, karena aku pengen ke Alun-alun Bandung, kalian turutin, kalian rela-relain, thanks buat mobil dan meluangkan waktunya ya Za. Buat kalian Allah yang balas ya.

Perjalanan yang hanya berniat mendatangi walimahan namun berlanjut pada hal-hal baru seperti teman baru dan kebersamaan. Terima kasih ya Allah, atas ijin-Mu. Nah, itu lanjutan perjalanan di Bandung part 2, setelah dari Alun-alun aku masih melanjutkan perjalanan loh, tahukah kalian aku kemana? Tunggu episode selanjutnya ^^
***
Puri Fikriyyah, 14 Januari 2016

Vita Ayu Kusuma Dewi

Comments